short story

Pagi itu tidak seperti biasanya karena aku bangun terlalu pagi, biasanya aku bangun paling tidak jam 6.30. Jam menunjukan masih pukul 4.00 kucoba memejamkan mataku. Susah untuk kembali tidur, tentu aku seperti inipun  ada alasannya. Hari ini hari dia akan menikah, jujur aku masih belum bisa melupakannya. Dulu kami pernah menjadi pacaran, kami berpisah karena kami tidak mau saling menyakiti. Dia cewek populer dikalangan murid  cowok, sehingga waktu dia menjadi pacarku hal itu menjadi berita besar disekolah kami. Bagaimana tidak aku bukan kategori cowok yang bisa bergaul, cendurung pendiam jadi tidak mempunyai banyak teman. Setelah pacaran setiap hari aku berkelahi dengan cowok-cowok yang menyukainya. Begini-begini aku atlet wushu, tapi hanya teman-temanku saja yang mengetahuinya tentu saja ku minta mereka untuk tidak menyebarkannya. Jadi mereka habis aku hajar dan tidak ada seorangpun yang dapat mengalahkanku. Kalian pasti binggungkan bagaimana bisa cewek populer dan cowok pendiam bisa pacaran. aku tidak sengaja mengenalnya , kebetulan rumahnya dekat dengan rumah temanku. setelah pulang sekolah aku dan temanku mau pergi ke rumah temaku. Dijalan kami bertemu kami bertemu dengannya. Dia sedang berjalan dengan temannya, temanku memberi isarat untuk berhenti. Aku tidak tahu kenapa dia berhenti, ternyata dia menawarkan untuk pulang bersama. Dia denganku dan temannya dengan temanku. dijalan kami hanya diam karena memang aku tidak pandai bicara, apalagi sama cewek. Kami sampai dirumahnya,tapi  temanku mengantarkan temanya karena rumah temannya lebih jauh daripada rumahnya. Dia menawariku masuk kerumah tapi aku menolak karena keliatannya rumahnya sepi, aku tidak mau kalau terjadi salah paham diantara kami. setelah kejadian itu dia sering menelponku, dia mendapatkan nomorku dari temanku. beberapa  minggu kemudian kami pacaran.
Seperti ceritaku tadi kami berpisah karena tidak ingin saling menyakiiti, dia tidak ingin melihat aku terus berkelahi dan aku tak mau melihatnya dijadikan bahan ejekan teman-temannya, walaupun dia bilang tidak apa-apa. akhirnya kami berpisah, tapi walaupun sudah bepisah mereka masih saja membicarkannya. Aku yang kehilangan kesabaran akhirnya menantang mereka semua yang membicarakannya. Setelah itu setiap hari ada surat tantangan yang datang dan tidak satupun dari mereka yang dapat mengalahkanku. Karena khawatir akhirnya kedua orang tuaku memindahku ketempat kakekku. Kakekku lah yang mengajarkan beladiri sejak masih kecil. Karena ayahku tidak mau meneruskan perguruan milik kakekku dan lebih memilih menjadi pengusaha karena itu dari kecil aku sudah diasuh oleh kakekku, jadi rasanya seperti pulang kerumah. Sebelum hari kepindahanku aku tiba-tiba semua orang  jadi aneh mereka yang biasanya menatapku  dengan sinis sekarang menatap ku saja tak berani, dan mereka menyingkir seperti memberi jalan padaku. Ternyata  temanku tidak  sengaja membocorkannya pada teman-teman sekelas waktu membicarakan ku. Dia tidak tahan karena mereka terus mengolok-mengolokku. Dia berkata kalau dikota ini tak mungkin ada yang bisa mengalahkanku kerena aku juara nasional wushu. Dalam sekejap kabar itu tersebar keseluruh sekolah, tapi itu tidak penting lagi karena aku akan segera pindah. Setelah mengucapkan salam perpisahan pada teman dan guru aku pulang ternyata dia sudah menunggu digerbang. Dia ingin membicarakan sesuatu denganku, sepertinya ini hal serius. Dia mengajakku kepantai. Hal yang ingin dibicarakan adalah masalah kepindahanku dia minta maaf karena suda menyebabkan masalah buat ku. Dia berusaha untuk tidak menangis karena tahu kalau dia menangis itu akan membuat ku merasa bersalah. Setelah aku pindah kami tak pernah bertemu lagi, sampai hari ini, sampai detik ini.

END

Tidak ada komentar: